Di pegunungan yang kaya fosil dekat Outram di Pulau Selatan Selandia Baru, para paleontolog telah menemukan sesuatu yang sama sekali tak terduga: sisa-sisa sebuah lebah kecil yang terawetkan dalam batu lempung vulkanik selama 14,6 juta tahun. Fosil yang panjangnya sedikit lebih dari enam milimeter ini merupakan yang pertama dari jenisnya yang ditemukan di Zealandia, benua yang sebagian besar terendam yang mencakup Selandia Baru dan lempeng geologis sekitarnya.

Penemuan ini, yang dipublikasikan dalam jurnal Zoosystema, dilakukan di situs Hindon Maar, sebuah danau kawah vulkanik dari zaman Miocene di Otago yang terkenal karena pelestarian luar biasa flora dan fauna kunonya. Apa yang membuat lebah ini signifikan bukan hanya karena usianya, tetapi juga apa yang diungkapkannya — atau tidak diungkapkannya — tentang sejarah penyerbuk di bagian dunia yang terisolasi ini.

Fosil yang Tidak Sesuai dengan Garis Waktu

Lebah fosil ini, yang diberi nama Leioproctus (Otagocolletes) barrydonovani, termasuk dalam genus yang sama dengan beberapa spesies yang masih ditemukan di Selandia Baru saat ini. Menurut Dr. Michael S. Engel dari Museum Sejarah Alam Amerika dan Dr. Uwe Kaulfuss dari Universitas Göttingen, pola vena sayapnya sangat mirip dengan tiga subgenus modern dari Leioproctus yang saat ini ada di daerah tersebut.

Namun, meskipun ada skala waktu evolusi yang panjang antara era Miocene dan saat ini, hanya 18 spesies Leioproctus yang endemik di Selandia Baru. “Jika genus ini telah menginvasi Selandia Baru sebelum 14,6 juta tahun yang lalu,” catat para peneliti, “maka seharusnya sudah cukup waktu bagi kelompok ini untuk berdiversifikasi lebih luas atau mengembangkan spesialisasi floranya dengan flora endemiknya.”

Kekurangan diversifikasi ini telah menimbulkan serangkaian pertanyaan. Salah satu teori menyatakan bahwa spesies modern Selandia Baru bukanlah keturunan langsung dari fosil tersebut, melainkan berasal dari invasi terpisah yang terjadi kemudian. Kemungkinan lainnya adalah bahwa diversifikasi sebelumnya memang terjadi tetapi telah “dihilangkan secara signifikan melalui kepunahan,” suatu proses yang penyebabnya masih belum diketahui.

Lapisan Misteri di Bawah Batu Lempung

Fosil lebah ini ditemukan sebagai spesimen yang terkompresi dan terartikulasikan dalam batu lempung organik abu-abu gelap. Fosil ini terawetkan sebagai bagian dan pasangan, menawarkan pandangan dorsal yang hampir lengkap dari tubuh serangga tersebut. Pelestarian luar biasa dari situs ini telah menghasilkan fosil serangga lainnya, tetapi ini adalah lebah pertama yang muncul dari lapisannya.

Profile Image

Malik Johnson